pada malam panjang yang tidak tau bagaimana agar cepat menutup mata; pikiran-pikiran, penyesalan-penyesalan hingga hal-hal yang andaisaja berakhir berbeda kerap berdatangan.

pukul dua pagi kamu berharap agar semuanya tepat waktu. rasa sakit, harapan, dan pengampunan datang di saat yang kamu tunggu. tapi tidak ada yang berani menjawab pasti.

semoga kata-kata yang belum hingga tertinggal takterucap sampai ke yang berhak mendengar agar hatinya lebih mudah, jalannya lebih mudah. 

karena terkadang, memaafkan diri sendiri lebih memakan banyak energi daripada meminta yang pergi untuk kembali.

pada jalan kelok-kelok yang terjal dan tak terang, seorang yang tak punya rumah hanya mampu berharap hujan tak turun sebelum menemukan rumah kosong tanpa huni sebagai peraduan sebelum lelah menyiksa, 

pada tengah kota yang sepi pukul tiga seorang yang tak punya siapa, bercerita menangis mengapa hatinya tak pernah selamat di mata terkasihnya,

pada pagi yang tak pernah ramah seorang yang tak punya ingin mulai menjarang air untuk kopinya yang pahit dan tak punya rasa; sepertinya.

; kalau dipikir-pikir kenapa ya ada-ada saja orang yang tak berpunya tetap terlihat bahagia?

suatu saat nanti, saat kamu percaya untuk jatuh cinta lagi. 

semoga, kamu masih kuat.

semoga, segalanya tepat waktu.

semoga, kamu cukup berani untuk bilang iya pada kesempatan-kesempatan baru.

semoga, kamu dapat mencintai dengan lantang dan tanpa ragu.

dunia boleh terasa tidak baik-baik saja, begitu pula kamu.

bohong kalau bilang baik-baik saja tiap ditanya apa kabar, padahal selain ingin jawaban jujur, yang bertanya juga ingin tahu bagaimana dunia terhadapmu.

tapi toh ya jawaban baik-baik saja selain terdengar klise juga terdengar paling mudah; biar tidak usah menjelaskan.

dunia begitu luas, tapi pandangan hidup kita yang begitu sempit.

ada banyak hal menarik di dunia, bila kita tidak terlalu sibuk dan tau ke mana harus melihat. there are so many things in this world; if you dont get so caught up in intense pace of things and know where to look.

matahari masih tetap bersinar, langit masih tetap biru, dan cuaca masih saja tidak menentu.

kadang-kadang saat dunia terasa membosankan, ingin rasanya berjalan-jalan menikmati gemerlap lampu kota, atau melihat hijau daun dan air laut, atau sekali-kali melihat tinggi dari atas gunung.

sesempatnya, ternyata tidak juga sempat juga.

tempat-tempat itu masih tetap di sana sebenarnya. tidak kemana-mana. laut masih di selatan, gunung masih di utara. tapi kenapa kita yang tidak kunjung pergi? apakah tidak lebih besar dari keinginan itu sendiri?

tapi, tidak tau juga. ketika kita sadar toh tidak juga membuat kita tidak tertarik ke dalamnya. when you live, sometimes it can't be help but get caught up. 

tempat-tempat itu masih tetap di sana sebenarnya. tidak kemana-mana. tapi kita yang tidak bisa pergi.

jadi ya gitu, semakin cepat lo ngerjain sesuatu semakin lo ngga tau esensinya apa. lo bahkan bisa ngga sadar apa yang lo kerjain. dan lupa untuk ngerasain; sebenernya apa yang lo lakuin.

saya tuh aslinya ngga tau kenapa

tapi ya gitu, pelan-pelan ya harus diurai, tapi ngga tau harus dibicarakan dengan siapa

hehe

tapi ya mau bagaimana lagi